Persiapan
Kalau membaca dari beberapa blog penerima beasiswa MEXT sebelumnya, rata-rata di tahap wawancara ini peserta setidaknya sudah melakukan korespondesi dengan sensei tujuan (karena akan ditanya juga saat wawancara). Alhamdullilah, saat itu saya sudah mendapatkan balasan dari salah satu kampus tujuan.
Untuk latihan interview, pertama saya tanya ke salah satu teman penerima beasiswa MEXT sebelumnya tentang pertanyaan wawancara (thank you banget Tania!!), walaupun dia bilang udah agak lupa-lupa, tapi saya cukup mendapatkan general idea tentang bagaimana wawancara akan berjalan (mostly akan ditanyakan mengenai proposal riset, kemampuan bahasa jepang, dan pertanyaan random). Kedua, Dari list pertanyaan tersebut, saya membuat draft pertanyaan bayangan serta jawabannya. Saat latihan wawancara, saya banyak sekali dibantu oleh Dade (Thank youu!!! dia juga akhirnya mendapatkan beasiswa ke Jepang dari Kemeninfo). Setelah berkali-kali berlatih wawancara dan menjawab pertanyaan random, saya jadi lebih tenang.
Ohya, selain itu saya juga menyiapkan sedikit draft perkenalan diri dalam bahasa jepang karena katanya suka mendadak ditanya tentang kemampuan bahasa jepang.
Hari Test
Test wawancara beasiswa MEXT tersebut diadakan sekitar awal bulan Juli 2017. Untuk test ini, peserta yang lolos dikelompokkan dalam bidangnya masing-masing. Saya tidak tahu ada berapa kelompok tepatnya, tapi sepertinya dikelompokkan dalam bidang Sosial, Sains, dan Bahasa/Budaya.
Berhubung proposal riset saya mengenai Digital Advertising, saya dikelompokkan bersama dengan 12 peserta lain dengan background studi sosial. Dari hasil mengobrol-ngobrol dengan peserta lain, ada yang meneliti mengenai psikologi, hukum, Hubungan Internasional, dan lain-lain (beragam banget ya!)
Kami kembali dikumpulkan di dalam ruang besar di lt.2 tempat kami ujian seleksi bahasa. Hanya saja, meja dan kursi kali ini tidak sebanyak yang sebelumnya. Dua orang rekan dari kedutaan besar langsung mengabsen serta menjelaskan tata cara wawancara hari itu. 12 orang yang ada akan dibagi ke dalam 3 kelompok kecil, dan akan menuju ruang interview. Saya berada di kelompok terakhir.
Detail yang terjadi hari itu cukup blur, karena waktu itu saya sibuk deg-degan dan agak kepikiran meeting kerja yang harus dihadiri segera setelah interview selesai. Saya ingat saat dipanggil menuju tempat interview. Ruang interviewnya ternyata ada di gedung terpisah dari gedung tempat kami berada saat itu. Jalan menuju ke sana cukup berliku dan gedungnya sedikit lebih gelap.
Sesampainya, kami diminta untuk stay di ruang tunggu kedua sebelum masuk ruang interview. Di situ masih menunggu beberapa orang dari grup sebelumnya. Kami nggak banyak bicara sih (dan lagi-lagi saya sibuk deg-degan jadi nggak konsentrasi sama sekitar hha).
Saat nama dipanggil, saya menarik nafas panjang dan mengetuk pintu ruang interview. Saat masuk, terlihat ada 3 orang interviewer yang semuanya pria. 1 orang Indonesia alumni penerima beasiswa MEXT (belakangan saya tahu kalau bapaknya dari jurusan hukum), dan 2 orang jepang yang sepertinya bekerja di kedutaan. Para interviewer terlihat sedang memegang berkas peserta yang dikumpulkan saat step seleksi berkas awal.
Sebelum memulai interview, saya mengucapkan greetings dan ojigi (membungkuk tanda salam ala jepang). Setelah dipersilakan duduk, interview langsung dimulai. pertanyaannya kira-kira seperti ini:
- Silakan perkenalkan diri
- Tolong jelaskan mengenai riset kamu
- di riset ini kamu bilang mau belajar lebih jauh mengenai digital advertising di jepang. salah satu contoh kasus yang menarik buat kamu apa?
- kamu yakin nggak bisa belajar bahasa jepang dalam waktu singkat dan catch up dengan pelajaran?
- profesi orang tua kamu apa? —> di sini agak off guard, bahkan untuk beberapa detik lupa profesi ibu saya loll
Selain pertanyaan di atas, ada juga pertanyaan sambungan berdasarkan jawaban yang diberikan. Ajaibnya, saat interview dimulai, saya merasa lebih rileks dan merasa bisa menjawab dengan baik (terima kasih ya Allah!!) Jangan lupa senyum supaya suasana sedikit cair ya! Interviewnya berjalan sekitar 15-20 menit dalam bahasa indonesia, inggris, dan jepang (karena interviewer melihat saya pernah tinggal di Tokyo sebelumnya, 1/4 terakhir interview dilakukan dalam bahasa jepang.)
Setelah interview selesai, saya diminta untuk kembali ke ruang tunggu di gedung sebelumnya diantar oleh Mbak Miranti, staff kedutaan besar jepang yang mengurus seleksi MEXT. Sekembalinya di ruang tunggu awal, seluruh peserta masih ada karena diminta untuk menunggu seluruh wawancara selesai untuk brief terakhir.
Di briefing terakhir dijelaskan bahwa apabila lolos seleksi interview, maka step selanjutnya adalah test kesehatan dan mengumpulkan Letter of Acceptance dari universitas tujuan. Peserta yang lolos interview akan diberikan waktu 1 bulan untuk mempersiapkan dua hal tersebut.